Minggu, 16 September 2018

Perjalanan Nenek Herawati Saat Ibadah Haji


Herawati, seorang nenek yang salah satu dari jamaah haji dari sintang tahun 2017

Alhamdulillah saya dapat mengobrol langsung dengan beliau dan kodarullah cucu beliau adalah kawan saya sendiri yang saat ini kami tinggal satu rumah di pontianak.

Sebelum melaksnakan ibadah haji sama seperti jamaah yang lainnya yaitu menabung untuk biaya haji dan yang paling penting menjaga kesehatan supaya saat ibadah haji bisa fokus dan tidak jatuh sakit.

“Nenek pengen banget naik haji apalagi nenek ini kan dulunya non muslim, alhamdulillah taun kemaren bisa naik haji juga,” ujar nenek, sambil tersenyum.

Nenek herawati merupakan keturunan tionghoa yang memiliki nama cina “Aqiun" dan memeluk agama islam setelah menikah dengan seorang pemuda melayu asal sintang yang masih memiliki keturunan raja Keraton.


Beliau pun menceritakan perjalanannya saat melakukan ibadah haji di mekah, hal yang paling berkesan dihati nenek ialah dapat melihat kabah secara langsung dan bisa solat di masjidil haram.
Nenek menceritakan bahwa Di sintang jamaah dibimbing melakukan manasik haji selama enam minggu oleh IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia), pelaksanaan pelatihan manasik haji ini dilaksanakan dua kali setiap minggu yaitu setiap hari Sabtu dan minggu.

Pada hari minggu pertama dijadwalkan cek kesehatan dan setiap Jemaah wajib mengikuti. Ini merupakan syarat utama bagi para calon jemaah haji bisa atau tidaknya untuk diberangkatkan.

Beliau pada saat hendak berniat haji membaca niat di miqot jedah dengan membaca “labaikallahuma hajjah”

Yang nenek ketahui tentang ihrom adalah pakaian yang dipakai oleh orang yang berhaji tanpa memakai wangi-wangian.
Saat ditanya tentang haji tamatu’ nenek hanya menjawab mengabungkan umroh dan haji secara bersamaan.